Jumat, 20 Maret 2015

Peranan Indonesia di Lembaga-lembaga Internasional

Indonesia merupakan bagian dari masyarakat dunia. Oleh karena itu, Indonesia terlibat secara aktif dalam lembaga-lembaga internasional. Lembaga internasional atau organisasi internasional adalah organisasi tetap berdasarkan suatu persetujuan, kriteria, dan tujuan tertentu. Dalam lembaga-lembaga internasional, Indonesia menunjukkan peran aktifnya.
1. Konferensi Asia Afrika (KAA)
Negara-negara di Asia dan Afrika memiliki latar belakang sejarah yang sama, yaitu sebagai bangsa yang pernah terjajah. Hal ini& menimbulkan gagasan untuk menyatukan negara-negara Asia-Afrika. Dalam Konferensi Pancanegara di Kolombo pada tahun 1954, Mr. Ali Sastroamidjojo menyampaikan gagasan tersebut. Gagasan ini pun mendapat sambutan baik. Negara-negara peserta konferensi Pancanegara adalah Indonesia, Pakistan, Myanmar, India, dan Sri Lanka.

Gedung tempat KAA di Bandung

Presiden Soekarno dalam pidatonya di KAA
a. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika pertama kali diselenggarakan pada tanggal 18–24 April 1955 di Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara. Pembukaan konferensi dilakukan oleh Presiden Soekarno. Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo dipilih sebagai ketua sidang dan Roeslan Abdoelgani dipilih sebagai sekjen. Sidang berlangsung selama satu minggu dan menghasilkan sepuluh prinsip yang dikenal dengan Dasasila Bandung. Isi Dasasila Bandung sebagai berikut:
  1. Menghormati hak-hak dasar manusia, tujuan, serta asas-asas yang termuat dalam Piagam PBB.
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
  3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, baik besar maupun kecil.
  4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan soal-soal dalam negeri negara lain.
  5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara mandiri atau kolektif.
  6. a) Tidak mempergunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar. b) Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
  7. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekerasan terhadap integritas teritorial atau& kemerdekaan politik suatu negara.
  8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase, atau penyelesaian hukum dan lain-lain, dengan cara damai.
  9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
  10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
Setelah berakhirnya KAA I, beberapa negara di Asia dan Afrika mulai memperjuangkan nasibnya untuk mencapai kemerdekaan dan kedudukan sebagai negara berdaulat penuh. KAA berpengaruh besar terhadap dunia internasional, bahkan turut mendukung lahirnya organisasi Gerakan Non-Blok.

Pada tahun 1965 akan diselenggarakan KAA II di Algiers, Aljazair. Rencana tersebut gagal akibat konflik politik di Aljazair. Indonesia sangat kecewa atas kegagalan penyelenggaraan KAA II. Sebagai usaha mengobati rasa kekecewaan tersebut, Indonesia menyelenggarakan peringatan sepuluh tahun KAA I yang diberi nama Dasawarsa KAA. Peringatan tersebut diselenggarakan di Jakarta dan dimeriahkan dengan pergelaran budaya Asia-Afrika. Tujuannya agar Spirit Bandung sebagai hasil KAA I tidak lekas pudar sehingga rasa solidaritas negara-negara Asia-Afrika terus terpelihara.
b. Peran Indonesia dalam KAA
Dasasila Bandung yang menghasilkan Spirit Bandung atau Semangat Bandung berpengaruh besar terhadap Indonesia. Derajat bangsa Indonesia sebagai negara muda naik karena kemampuannya menyelenggarakan konferensi tingkat internasional. Dalam KAA Indonesia bertindak sebagai pemrakarsa sekaligus penyelenggara. Selain itu, beberapa jabatan vital dalam KAA dipegang oleh putraputra bangsa. Misalnya, Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo dipilih sebagai ketua sidang dan Roeslan Abdoelgani sebagai sekjen KAA.

2. Gerakan Non-Blok (GNB)
Organisasi Gerakan Non-Blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok terjadi pada masa perang dingin. Tiap-tiap blok berusaha menarik dukungan dari negara-negara lain. Agar negara-negara berkembang tidak terkena pengaruh Blok Barat maupun Blok Timur, didirikan organisasi Gerakan Non-Blok.
a. Perkembangan Gerakan Non-Blok
Gerakan Non-Blok muncul setelah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Dalam Dasasila Bandung dikemukakan tentang kemerdekaan, hidup berdampingan secara damai, serta kerja sama internasional untuk keuntungan bersama dan perdamaian. Berdasarkan hasil Konferensi Asia Afrika tersebut, lahirlah organisasi Gerakan Non-Blok pada tanggal 1 September 1962. Gerakan Non-Blok diprakarsai oleh pemimpin-pemimpin negara merdeka, yaitu Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), Presiden Kwame Nkrumah (Ghana), Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru (India), dan Presiden Ir. Soekarno (Indonesia). Tujuan Gerakan Non-Blok dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota. Caranya dengan membantu perjuangan negara-negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemerdekaan, dan kemakmuran.
  • Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam perang dingin.
  • Membendung pengaruh negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke negara-negara anggota Gerakan Non-Blok.
Meskipun persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur telah berakhir, organisasi Gerakan Non-Blok tetap berjalan. Hal ini disebabkan GNB lahir dari keinginan dan semangat mencegah perang dan memperkukuh perdamaian. Setelah perang dingin berakhir, perang dan konflik bersenjata masih muncul di beberapa negara. Ketegangan pada era perang dingin sering dipicu oleh pertarungan ideologi. Saat ini dunia dilanda masalah kesenjangan ekonomi dan tatanan dunia yang tidak adil. Permasalahanpermasalahan tersebut berusaha diselesaikan oleh negara-negara yang tergabung dalam GNB.
b. Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok
Indonesia menganut politik luar negeri bebas dan aktif. Oleh karena itu, Indonesia berusaha menunjukkan peran serta dalam organisasi Gerakan Non-Blok. Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok sebagai berikut:
  • Sebagai salah satu negara pemrakarsa.
  • Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB yang pertama.
  • Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992–1995. Pada saat itu Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta. Peserta yang menghadiri KTT X berjumlah 106 negara.
  • Indonesia juga turut memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan. Indonesia memandang GNB sebagai wadah yang tepat bagi negara-negara berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya. Sikap ini secara konsekuen diaktualisasikan Indonesia dalam kiprahnya di GNB.
3. Association of South East Asian Nations (ASEAN)
Pada tahun 1966 Indonesia mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia. Sementara itu, negara tetangga yaitu Filipina meredakan tuntutannya terhadap wilayah Sabah. Sejak saat itu negara-negara di kawasan Asia Tenggara merasa perlu membentuk organisasi regional untuk kawasan Asia Tenggara. Hal ini didukung dengan persamaankepentingan dan permasalahan yang dihadapi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
a. Perkembangan ASEAN
Berdirinya ASEAN ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 
Agustus 1967. Tokohtokoh yang menandatangani Deklarasi Bangkok adalah Adam Malik (Menteri Luar Negeri Indonesia), S. Rajaratnam (Menteri Luar Negeri Singapura), Tun Abdul Razak (Pejabat Perdana Menteri Malaysia), Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Thailand), dan Narcisco Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina).

Pada tanggal 8 Januari 1984 Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN. Vietnam menjadi anggota ketujuh ASEAN pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, pada tanggal 23 Juli 1997 Laos dan Myanmar menjadi anggota ASEAN, disusul Kamboja pada tanggal 30 April 1999. Negara baru, Timor Leste, yang dahulu merupakan sebuah provinsi di Indonesia hanya mendapatkan status pemerhati (observer) dalam ASEAN. Hal ini setelah menuai protes dari beberapa negara ASEAN yang tidak mendukung masuknya Timor Leste ke ASEAN. ASEAN memiliki beberapa tujuan antara lain:
  • mempercepat pertumbuhan ekonomi, sosial, dan kebudayaan bangsa Asia Tenggara;
  • meningkatkan stabilitas dan keamanan regional dan mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB; serta
  • memelihara kerja sama bidang organisasi regional maupun internasional.
b. Peran Serta Indonesia dalam ASEAN
Indonesia menunjukkan peran aktif dalam ASEAN sejak masa pembentukannya. Indonesia berkeyakinan bahwa Asia Tenggara bisa berkembang menjadi kekuatan regional yang mandiri dan kuat. Peran Indonesia dalam ASEAN sebagai berikut:
  • Sebagai negara pemrakarsa berdirinya ASEAN.
  • Sebagai penyelenggara KTT I dan IX yaitu di Bali.
  • Sebagai tempat kedudukan sekretariat tetap, yaitu di Jakarta.
  • Turut menyelesaikan pertikaian antarbangsa atau negara.
  • Mendukung kesepakatan bahwa Asia sebagai kawasan yang bebas, damai, netral, atau Zone of Peace, Freedom and Neutrality (ZOPFAN).
  • Menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting (JIM) untuk meredakan konflik di wilayah Kamboja.
4. Asia Pasific Economic Cooperation (APEC)
Kerja sama ekonomi Asia Pasifik atau Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) merupakan kerja sama antarnegara di kawasan Asia Pasifik. Kerja sama APEC memiliki cakupan luas karena diikuti negara-negara maju dan berkembang.
a. Perkembangan APEC
APEC berdiri pada bulan November 1989 di Canberra,& Australia diprakarsai Perdana Menteri Australia, Bob Hawke. Ada dua belas negara pendiri APEC, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Jepang, Republik Korea, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat. Pada tahun 1991 APEC menerima anggota baru, yaitu Cina dan Hong Kong. Pada tahun 1993 APEC menerima Meksiko dan Papua New Guenia. Pada tahun 1994 APEC menerima Cile dan pada tahun 1998 menerima Peru, Rusia, serta Vietnam sebagai anggota baru.

Pada awal berdirinya, APEC bersifat nonkelembagaan karena negara-negara Asia Tenggara memiliki organisasi regional sendiri, yaitu ASEAN. Negara anggota ASEAN menghendaki APEC sebagai forum komunikasi dan konsultasi. Dalam perkembangannya, Amerika Serikat dan Australia menginginkan APEC bersikap aktif. Negara-negara anggota APEC menyepakati keinginan tersebut. Hal ini diwujudkan pada tahun 1992 dalam pertemuan APEC ke-4 di Thailand. Pertemuan ini menetapkan pembentukan sekretariat tetap APEC berkedudukan di Singapura. APEC muncul sebagai organisasi bersama dengan tujuan& antara lain:
  • menjadi tempat usaha negara maju untuk membantu negara yang sedang berkembang;
  • meningkatkan perdagangan dan investasi antaranggota;
  • menjalankan kebijakan ekonomi secara sehat dengan tingkat inflasi rendah; serta
  • mengurangi atau mengatasi sengketa ekonomi perdagangan.
b. Peran Serta Indonesia dalam APEC
Pada tahun 1989 Indonesia membantu terbentuknya APEC. Indonesia ikut menikmati hasil nyata dari forum kerja sama ekonomi tersebut. Negara anggota APEC merupakan mitra dagang utama bagi Indonesia. Jumlah impor Indonesia sebesar 63,6% dari total impor Indonesia. Jumlah ekspor Indonesia mencapai 61% dari total ekspor Indonesia. Selain itu, 50% sumber investasi asing langsung berasal dari kerja sama Indonesia dengan negara anggota-anggota APEC.

Negara tempat penyelenggaraan pertemuan APEC menjadi ketua APEC. Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan pemimpin APEC pada tanggal 5 November 1994, di Bogor. Pada saat yang sama Indonesia menjadi ketua Gerakan Non-Blok. Hal ini membuktikan Indonesia berperan penting dalam organisasi-organisasi regional dan internasional. Peran Indonesia dalam APEC antara lain:
  • ikut mewujudkan ketertiban dunia melalui forum konsultasi APEC yang jujur, adil, dan bebas; serta
  • saling membantu tanpa membedakan tingkat kemajuan bangsa.
5. Perserikatan Bangsa-Bangsa
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan sebuah organisasi internasional yang anggotanya negara-negara di dunia. PBB dibentuk untuk memfasilitasi hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial.
a. Perkembangan PBB
PBB didirikan di San Francisco pada tanggal 24 Oktober 1945. Pendirian PBB dilakukan setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington. Sidang umum PBB pertama berlangsung pada tanggal 10 Januari 1946 di Church House, London. Sidang ini dihadiri wakil dari 51 negara. Pada tahun 1919–1946 terdapat sebuah organisasi yang mirip PBB. Organisasi ini bernama Liga Bangsa-Bangsa dan dianggap sebagai pendahulu PBB. Sejak berdiri pada tahun 1945–2007 jumlah anggota PBB mencapai 192 negara. Sekretaris Jenderal PBB sekarang bernama Ban Ki-Moon, berasal dari Korea Selatan. Ia menjabat sebagai sekretaris jenderal PBB sejak tanggal 1 Januari 2007. PBB memiliki enam organ utama sebagai berikut:
1) Sidang Umum PBB.
2) Dewan Keamanan PBB.
3) Dewan Ekonomi dan Sosial PBB.
4) Dewan Perwalian PBB.
5) Sekretariat PBB.
6) Mahkamah Internasional.
b. Peran Indonesia dalam PBB
Indonesia memiliki peran besar dalam PBB. Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah naungan PBB. Misalnya, ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial), ILO (Organisasi Buruh Internasional), maupun FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian). Indonesia juga terlibat langsung dalam pasukan perdamaian PBB. Dalam hal ini Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda untuk mengemban misi perdamaian PBB di berbagai negara yang mengalami konflik. Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk masa bakti 2007–2009. Proses pemilihan dilakukan Majelis Umum PBB melalui pemungutan suara. Pada proses pemungutan suara, Indonesia memperoleh 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota yang memiliki hak pilih. Pemilihan ini merupakan kali ketiga Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB setelah periode 1974–1975 dan 1995–1996.

Sejak tanggal 1 Januari 2007 Indonesia diberi kehormatan bersama-sama dengan lima negara besar (Amerika, Inggris, Prancis, Cina, Rusia) dan sembilan negara lain untuk memutuskan upaya mengatasi konflik besar di berbagai negara. Salah satu keuntungan yang paling menonjol dari penunjukan sebagai anggota Dewan Keamanan PBB adalah meningka

JENIS-JENIS, CIRI-CIRI DAN PROSES TERBANTUKNYA BATUAN

A. BATUAN BEKU
 
Dimulai dari batuan beku, batuan beku adalah batuan cair pijar atau magma dari dalam bumi yang membeku. Berdasarkan tempat proses membekunya batuan-batuan beku tersebut terdiri atas :
      Batuan dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam
      Batuan korok, membeku di daerah korok
      Batuan leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi
Batuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu :
      Batuan asam, mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa silikon dan oksida, mengandung kwarsa berwarna keputih-putihan
      Batuan basa, kadar asam salisilatnya rendah banyak mengandung magnesium dan besi, warnanya gelap/hitam
Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :
  1. Granit
 
Proses terbentuk               : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.
Massa jenis                       : sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3
 Warna                              : putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
     Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.
Batu Granit dapat digunakan sebgai :
      Batu bahan bangunan
      Monumen
      Jembatan
      Jebagai dekorasi
      Bahan tegel
      dll.
2. Gabro
 
Proses Terbentuk                  : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Termasuk batuan dalam
Massa Jenis                   :2,9 – 3,21 gram/cm3
Warna                           : Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
Karakteristik lain          : Batuan gabro berwarna gelap kehijauan, menunjukkan kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada batuan.Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar.
3. Andesit
 
Proses terbentuk    :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.
Massa Jenis            : 2,8 – 3 gram/cm3
Warna                    : agak gelap (abu-abu tua).
Batu andesit sering digunakan sebagai :
      Nisan kuburan
      Cobek
      Lumping jamu
      Cungkup (kap lampu taman)
      Arca untuk hiasan
      Batu pembuat candi
      Sarkofagus
      Punden berundak
      Meja batu
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah cirebon umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan Andesit Polos.
4.Diorit
 
Proses terbentuk       : Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam
Massa jenis               : 2,8 – 2,9 gram/cm3
Warna                       : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
Kegunaan                 : batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.
5. Basalt
 
Proses Terbentuk            : Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat.
Massa jenis                    : 2,7 – 3 gram/cm3
Warna                           : Gelap
Karakteristik lain            : Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik.
Manfaat                          : Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
6. Obsidian
 Proses Terbentuk          :Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
Massa Jenis                  : 2,36 – 2,5 gram/cm3
Warna                           : Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah.
Karakteristik lain          : Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.
Manfaat                        :
    Dapat dijadikan sebagai perhiasan cincin
    Dijadikan kerajinan
    Di Itali, Perancis dan Belanda batu ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh jahat yang harus dimiliki di tiap rumah.
7. Pumice (batu apung)
 
Proses Terbentuk                      : Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang membeku
ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
Massa Jenis                               : dibawah 1 gram/cm3
Warna                                       : Putih, dan coklat muda
Karakteristik lain                      : dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap api, kondensi, jamur dan panas.
Manfaat                                    : Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain.
8. Diorit
Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.
9. Liparit
Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
9. Dasit
Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga secara gradual menjadi glass.
10. Skoria
Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas lainnya keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih besar kalau dibandingkan dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai abu-abu gelap dan hitam.
11. Tufa Gelas
Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung api yang banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih kekurangan, abu-abu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.

B. BATUAN SEDIMEN
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:
Berdasarkan proses pengendapannya
  batuan sedimen klastik
  batuan sedimen kimiawi
  batuan sedimen organik
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
      batuan sedimen aerik
      batuan sedimen aquatik
      batuan sedimen marin
      batuan sedimen glastik
Berdasarkan tempat endapannya
      batuan sedimen limnik
      batuan sedimen fluvial
      batuan sedimen marine
      batuan sedimen teistrik
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung, stalaktit dan stalakmit, moraine
Berikut adalah contoh-contoh dan karakteristik dari batu apung :
1. Konglomerat
 
Proses Terbentuk         :Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.
Warna                          : berwarna warni
Manfaat                       : Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks).
2. Batu Pasir
 
Proses Terbentuk         :Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.
Warna                       : Coklat dan putih
Manfaat                      : Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca.
3. Breksi
 Karakteristik            : Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki ukuran butir yang cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan tersusun atas batuan dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan matriks partikel yang lebih kecil atau semen mineral yang mengikat batu itu bersama-sama. Spesimen yang ditunjukkan di atas memiliki ukuran garis tengah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Warna                       : merah kecoklatan, keemasan, coklat
Manfaat                    : sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus membentuk vas bunga, meja kecil, atau asbak.
4. Stalakmit dan Stalagmit
 
Proses Terbentuknya       : Stalaktit dan Stalakmit adalah bentukan alam khas daerah Karst. Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Nah tetesan-tetesan air yang mengandung kapur ini lama-lama kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing. Stalaktit adalah batu yang terbentuk di atap gua, bentuknya meruncing ke bawah, sedangkan stalakmit adalah batu yang terbentuk di dasar gua bentuknya meruncing ke atas.
Warna                                   : kuning, coklat, krem, keemasan, putih
Manfaat                                 : sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat di jadikan hiasan rumah.
Tempat                                  : Sangat sering di temukan di daerah gua, ada juga yang di sekitar air terjun.
5. Batu Lempung
 
Proses Terjadinya          : Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
Warna                                : Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
Manfaat                            : Dapat dijadikan kerajinan, seperti asbak, patung, celengan, dll.
Tempat                              : Sering ditemukan di Pinggiran Sungai ataupun pinggiran danau.
6. Batu gamping (batu kapur)
Batu Gamping merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan, abu-abu, abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya kotoran-kotoran, oksid besi dan zat-zat organik. Limestone berbutir mulus, pecahannya conchoidal. Bila ditetesi HCL memercik/berbuih. Mudah larut terutama dalam air yang mengandung CO2 sehingga terjadi lubang-lubang, celah-celah, diaklas- diaklas dan lainnya. tebal dapat dari beberpa centimeter sampai beberapa ratus meter. Beberapa limestone seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir calcit. Keras dari limestone sangat berbeda-beda, ada yang keras dan ada yang lunak, agak keras, dan sebaginya, tergantung dari texturnya. Selama proses pelapukan dari limestone, calcium carbonatnya dapat terlarut, dan yang tertinggal adalah kotoran-kotorannya, yang kemudian dapat terkonsentrasi dan membentuk clay atau loams yang berwarna merah atau kuning, oleh aksidasi dari mineral-mineral oksida besi.
Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas karbondioksida.
Jenis-Jenis Batuan SedimenTerbentuk dari hasil pemadatan cangkang hewan lunak atau hewan laut yang telah mati. Cangkang tersebut terdiri dari kapur tidak musnah.
7. Travertin
Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung CO2 maka calcium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air yang banyak mengandung CO2 secara perlahan-lahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila air tersebut berasal dari tempat yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya lebih banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari tumbuh-tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air  itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut dengan dripstone. Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari bawah disebut stalagnite.
8. Serpin
Serpin berasal dari lumpur yang mengendap. Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau tanah liat, pada umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga bahan tanah, sepertiga bahan lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, dan zat organik. Berwarna abu-abu kehijauan, merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagi bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah liat.
C. BATU METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan tekanan. Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke padat) meliputi proses kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru serta terjadi dalam lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan batuan asalnya terbentuk. Banyak mineral yang mempunyai batas-batas kestabilan tertentu yang jika dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi batas tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan membentuk mineral-mineral baru yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan dan temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida (H2O) dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori-pori batuan yang pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat proses metamorfisme.
Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut ;
      Komposisi mineral batuan asal
      Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme
      Pengaruh gaya tektonik
      Pengaruh fluida
Pada pengklasifikasiannya berdasarkan struktur, batuan metamorf diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
      oliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengaruh tekanan diferensial (berbeda) pada saat proses metamorfisme.
      Non foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran mineral-mineral dalam batuan tersebut.
Jenis-jenis Metamorfisme
      Metamorfisme kontak/termal
Metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau ekstrusi lava.
      Metamorfisme regional
Metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan temperatur yang sedang, dan terjadi pada daerah yang luas.
      Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat pergerakan patahan lempeng.
Berikut adalah contoh dan karakteristik dari betuan metamorf :
1.      Gneiss (ganes)
 Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
Asal                                   : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna                                : Abu-abu
Ukuran butir                      : Medium – Coarse grained
Struktur                             : Foliated (Gneissic)
Komposisi                         : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat metamorfisme       : Tinggi
Ciri khas                            : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya
                                            amphibole dan mika.
Ganes adalah batuan matemorf dengan kristal-kristal yang kasar, biasanya berlapis-lapis akibat pemisahan mineral-mineral yang berbeda sehingga membentuk foliasi sekunder yang kasar. Terbentuk pada tempat yang dalam dan pada tingkat metamorfise, yang tinggi bersama-sama dengan struktur pegunungan lipatan. Pada prinsipnya gneiss berasal dari batuan beku silllicaous seperti granit, monozit kwarsa, syenite, dan granodiorit, tetapi dapat juga dari rhyolit, tuff, arkosa dan batu pasir feldspatik. Mineral-mineral utama pada gneis adalah kwarsa dan feldspat, sedangkan mineral-mineral yang lain adalah, biotite, horblende dan augite. Warna bervariasi tergantung pada warna mineral dominan yang ada. Pelapisan disini dihasilkan oleh pergantian warna-warna mineral yang terang dan gelap atau oleh perbedaan ukuran butir dengan pelapisan yang tebal dan kasar ataupun tipis. Sering mengandung mineral-mineral metamorf yang lain seperti garnet, epidot, tournaline, graphite, dan silimanite. Jika batuan beku (sebagian bahn induknya) adalah sari batuan mafic tertentu, mungkin greiss tersebut dapat berkembang manjadi serpentine olivin, augite, horblede dan biotite. Jika bahan beku (sebagian bahan induknya) dapat dikenal maka nama batuan dapat ditentukan seperti misalnya : gabbro gneiss, syenite gneiss ataupun granite gneiss. Gneiss yang berasal dari batuan sedimen, contohnya : quatzite gneiss conglomerate gneiss, politic gneiss (dari sedimen clay) dan calc gueniss (dari cilliceous limetone dan dolomite) gneiss yang berbentuk oleh penerobosan mineral-mineral batuan beku kedalam folisasi akan menghasilkan campuran batuan dalam bentuk dike yang tipis dari material-material quartzfeldspathic. Ini disebut “injection” gneiss. Batuan ini tersebar luas dan mungkin menempati bagian terbesar dari tipe gneiss lainnya.
2. Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
Asal                             : Metamorfisme siltstone, shale, basalt
Warna                          : Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir                : Fine – Medium Coarse
Struktur                       : Foliated (Schistose)
Komposisi                   : Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas                      : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet
3. Marmer
 
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal                             : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna                          : Bervariasi
Ukuran butir                : Medium – Coarse Grained
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas                      : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.
Marmer adalah metamorfisme dari batuan kapur, baik itu batu kapur kalsit maupun batu kapur dolomit. Terbentuknya terutama disebabkan oleh reksistelisasi calsit. (dolomit) yang biasanya berbutir lebih kasar daripada batu kapur aslinya. Marmer yang terbentuk oleh dolomitc disebut marmer dolomit (dolomitic marble). Akibat proses metamorfos dan rekristalisasi, pelapisan sering meliuk atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Umumnya marmer danmarmer dolomit terbentuk oleh metamorfisme kontak atau regional dan dijumpai bersama-sama dengan phyllite, slate, schist, dan metakwarsa. Struktur batu kapur sangat bervariasi dari yang berbutir  sangat halus hingga berbutir sangat kasar. Pada tipe-tipe metamorfose kontak ditunjukan dari adanya orientasi kristal-kristal yang memanjang sebagai hasil tekanan yang searah. Meneral-mineral aksesor pada marmer  banyak macamnya antara lain: tremolit, forserite, periclose, diopside, wollastonite, brucite, spincl, felspar, dan garnet, yang kesemuanya ini tergantung pada macam material batuan asalnya. Warna yang ditimbulakn mulai dari cerah atau putih apabila terdiri dari kalsit dan dolomit, tetapi bisa berwarna kelabu, merah, coklat atau kombinasi warna tergantung pada mineral-mineral aksesornya. Contoh-contoh batuan marmer yakni: breccia marble, tremolite marble, graphite marble, talcose marble, phlogopite marble.
 4. Kuarsit
 
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
Asal                             : Metamorfisme sandstone (batupasir)
Warna                          : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir                : Medium coarse
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas                      : Lebih keras dibanding glass
 5.Milonit
 
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
Asal                             : Metamorfisme dinamik
Warna                          : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir                : Fine grained
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas                      : Dapat dibelah-belah
 6. serpinit
 
Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
Asal               : Batuan beku basa
Warna            : Hijau terang / gelap
Ukuran butir  : Medium grained
Struktur         : Non foliasi
Komposisi     : Serpentine
Ciri khas        : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari
7.Hornfels
 
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.
Asal                             : Metamorfisme kontak shale dan claystone
Warna                          : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir                : Fine grained
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ciri khas                      : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata
8. Sekismika
Sekismika dihasilkan oleh metamorfosa regional dengan tingkat lebih tinggi dibandingkan phyllite, mempunyai foliasi dan kristalin. Ummnya berbutir lebih kasar dari slate dan phyllite tetapi lebih halus dari gneias. Foliasi tersebut terbentuk oleh kristal-kristal berbentuk lempeng (play) dan kristal-kristal prismatik. Mineral-mineral berbentuk lempengan tersebut antara lain : chlorite, sericite, muscovite, biotite, dan tolc, sedangkan mineral-mineral prismatik adalah actinolite, kyanite, hornblede, staurolite, dan silimanite. Kadang-kadang schist hanya terdiri dari satu macam mineral saja, contohnya talc schist, tetapi pada umumnya terdiri dari dua atau lebih mineral seperti calcite –  sericalcite – albite schist. Sekis sering mengandung mineral-mineral yang bersifat antara lempengan dan pragmatik (flaky nor prismatic), tetapi equigracular seperti misalnya : garnet dan feldspar, yang biasanya bertekstur porphyroblastic. Batuan-batuan scihist dapat pula berasal dari gabbro, basalt, ultrabasin, tuff, shale dan sandstone. Jika beberapa “ teksture asli batuan asal” masih ada, akibat tekanan yang kuat, maka batuan disebut, metabasalt, metagabbro dan sebagainya.
9. Filit
Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas metamorfik yaitu baliknya temperatur atau bertambah besarnya rekristalisasi maka slate berubah menjadi filit. Filit secara dominan tersusun dari mineral-mineral kelompok mika seperti: mika, maricite, dan chlorite. Batuan ini lebih kasar daripada slate, tetapi ada batas yang tegas antara keduanya baik dalam hal ukuran butir  maupun kandungan mineralnya. Mineral-mineral seperti muscovit, mika, sericite, dan cholite terdapat dalam jumlah yang besar. Mineral-mineral asesore dalam jumlah yang sedikit antara lain megnetit, hematit, graphite, dan tourmaline. Filit disebut pula sericite phllite, chlorite phyllite atau sericite phyllite. Warna dari putih perak, merah sampai kehijau-hijauan. Sifat dalam (tenacery) : brittle dan sering mempunyai pegangan halus hingga agak kasar. Filit dihasilkan oleh metamorfose regional tingkat rendah terutama dari mineral clay, shall, dan juga tuff dan tuffacous sedimen.
10. Sabak
Sabak merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai achistosity planar, tergantung pada pelapisannya. Oleh karena itu biasanya mempunyai beberapa sudut untuk masing-masing perlapisan sehingga batuan menjadi balah/rekah kedalam lapisan yang tipis. Sabak merupakan salah satu istilah struktur dan tidak ada kaitannya dengan komposisinya. Perlapisan asli dari slate masihg dapat terlihat, apabila berasal dari abtuan beku basalt seperti struktur amigdoloidal. Sabak berbutir sangat halus dan hanya dapat dideterminasi dengan mikroskop. Hanya sedikit mineral sabak yang berbutir kasar seperti: kwarsa, feldspar, cholorite, biotite, magnetite, hematite, kalsit, dan ineral-mineral yang terdapat pada batuan shale.  Warna yang ditimbulakan dari warna merah, hijau, abu-abu, hingga hitam. Warna merah karena ada mineral yang hemalit, hijau karena ada mineral cholorite. Warna abu-abu karena adanya mineral-mineral dari karbon dan bahan-bahan organik seperti grafit. Sabak yang berasal dari batu pasir “ graywacke” disebut “ graywacke slate”.
11. kuarsit
Kuarsit adalah metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar. Akibat tekanan pada kwarsit dapat mengakibatkan hancurnya kwarsit tersebut dan menghasilkan tekstur granoblastik. Kuarsit sangat keras karena adanya sementasi  sirikat (biasanya kwasa kristalin) yang terendapkan disekitar butir-butir kuarsa yang lebih besar, sehingga menghasilkan ikatan butir yang sangat kuat. Mineral lain yang dijumpai dalam kuarsit adalah: apatite, zircon, epidote, dan hornblede. Kuarsit dapat berbentuk akibat metamorfisme kontak atau metamorfis regional dari pada panas dan tekanan terhadap batu pasir, chert, vien kuarsit, dan kuarsit pigmatit. Sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil. Warna dari kuarsit bervariasi dari putih, coklat hingga mendekati hitam. Adanya hematit memberikan warna merah muda (pink) sedangkan chlori memberikan warna kehijau-hijauan.